Senin, 03 Oktober 2011

Angkatan Kerja Masyarakat Lokal: Pilihan antara Wirausaha dan Pekerjaan Sektor Formal

Angkatan Kerja Masyarakat Lokal: Pilihan antara Wirausaha dan Pekerjaan Sektor Formal | Rudy Tonubessi

 
Angkatan Kerja Masyarakat lokal:
Pilihan Antara Wirausaha dan Pekerjaan Sektor Formal

Oleh: Rudyanto Tonubessi



Prolog
Data Statistik Kota Kupang tahun 2010 terdaftar pencari kerja sebanyak 3115 orang. Jika dipilah berdasarkan tingkat pendidikan, 2794 orang atau 89% berpendidikan paling rendah SLTA, sementara 11% lainnya berpendidikan SD dan SLTP. Jumlah tersebut hanyalah sebagian kecil dari  total Angkatan Kerja di Kota Kupang yang tidak mendaftarkan diri sebagai pencari kerja pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Kupang. 
Terbatasnya lapangan kerja di Kota Kupang mengakibatkan relatif banyak Angkatan Kerja belum memperoleh pekerjaan. Data statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2010 jumlah pencari kerja yang terserap pada lapangan pekerjaan sebanyak 282 orang atau sekitar 9,05% dari keseluruhan pencari kerja yang terdaftar di Kota Kupang, diantaranya 65 orang atau 23,05% berpendidikan SLTA, sementara 76,95% lainnya berpendidikan paling tinggi SLTP. Dengan demikian jika dilihat dari keseluruhan pencari kerja yang berpendidikan paling rendah SLTA, hanya 2,09% saja yang terserap pada lapangan kerja.
Perkembangan sektor informal di Kota Kupang belum dapat mengakomodasi Angkatan Kerja yang cukup besar. Sektor informal di Kota Kupang lebih banyak bergerak dalam bidang perdagangan dan industri kecil, sedangkan bidang jasa perkembangannya relatif kecil. Di bidang perdagangan didominasi oleh Angkatan Kerja masyarakat lokal maupun migran sirkuler yang berpendidikan relatif rendah dan jenis dagangannya pun terbatas. Di bidang industri kecil lebih nampak usaha industri rumah-tangga dengan produk yang masih terbatas sehingga Angkatan Kerja yang terserap pun masih terbatas baik jumlah maupun tingkat pendidikannya. Sementara di bidang jasa yang masih cukup potensial dikembangkan belum mendapat perhatian terutama dari Angkatan Kerja masyarakat lokal yang mempunyai tingkat pendidikan relatif baik.
Pekerjaan sektor formal masih merupakan pilihan prioritas bagi Angkatan Kerja masyarakat lokal di Kota Kupang yang berpendidikan relatif lebih baik. Kecenderungan tersebut dapat diamati pada saat penerimaan calon pegawai negeri sipil daerah. Walau kebutuhannya sangat terbatas, namun selalu didapati jumlah pendaftar jauh lebih besar.

Permasalahan dalam Berwirausaha
Kegiatan wirausaha membutuhkan keuletan dan kemampuan mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi. Umumnya permasalahan yang sering ditemui dalam berwirausaha selalu berkisar di antara sumberdaya manusia  dengan dukungan semangat kewirausahaan; modal usaha; dan pemasaran. Ketiga faktor tersebut harus senantiasa bersinggungan dalam berwirausaha. Jika tidak,  niscaya mengakibatkan produktifitas suatu wirausaha menjadi rendah yang berdampak pada rendahnya pendapatan dan kemudian akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan.
Sumberdaya manusia (SDM) yang didukung oleh semangat kewirausahaan merupakan prasyarat mutlak dalam berwirausaha. SDM yang baik memungkinkan kemampuannya menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan baik; membuat perencanaan wirausaha dalam rangka menghasilkan dan mengembangkan produk yang memiliki nilai ekonomis lebih baik di pasaran, sementara semangat kewirausahaan memungkinkan ketahanan wirausaha terus meningkat dan berlanjut. Tanpa semangat kewirausahaan, sebaik apapun SDM, ketahanan wirausahanya pasti lemah dan kegiatan usaha yang dilakukan cenderung statis dan bahkan mungkin terhenti.
Kemampuan memodali usaha menentukan besar-kecilnya suatu kegiatan wirausaha. Makin besar suatu kegiatan wirausaha membutuhkan modal yang cukup besar pula, demikian sebaliknya. Modal diperlukan guna menggiatkan dan menggerakkan suatu usaha. Dalam berwirausaha, kebutuhan modal usaha lebih banyak bersumber dari pihak ketiga (bank atau lembaga pemberi pinjaman lainnya), sementara yang menggunakan modal sendiri relatif kecil. Permasalahan yang dihadapi bagi wirausaha pemula dalam mengupayakan modal usaha dari pihak ketiga senantiasa diperhadapkan dengan kemampuan untuk memenuhi persyaratan pinjaman modal serta tingkat suku bunga dari pinjaman modal tersebut.
Pemasaran hasil produksi menentukan tingkat perkembangan suatu usaha. Kemampuan mengakses pasar membutuhkan kejelian para wirausaha untuk bisa menghasilkan kuantitas dan kualitas produk dengan nilai ekonomis serta dapat diterima pasar. Tanpa kemampuan tersebut, wirausaha tidak akan pernah berkembang bahkan sangat berpeluang usahanya terhenti.

Daya-tarik Pekerjaan Sektor Formal
Suatu pekerjaan akan sangat diminati jika pekerjaan tersebut memiliki daya-tarik bagi pekerjanya. Begitu pula pekerjaan sektor formal di Kota Kupang. Fenomena yang telah terkedepankan menunjukkan hal ini, setidak-tidaknya ada alasan mengapa Angkatan Kerja masyarakat lokal lebih cenderung mengharapkan bekerja pada sektor formal. Amatan empirik diidentifikasi beberapa alasan di antaranya berkaitan dengan prasyarat menjadi pekerja, jaminan penghasilan yang akan diperoleh, serta kedudukan sosial.
Prasyarat menjadi pekerja sektor formal relatif sederhana dan tidak membutuhkan modal. Umumnya prasyarat tersebut berkisar pada ijazah serta kualifikasi pendidikan formal, usia maksimum, serta lain-lain kelengkapan administratif yang tidak terlampau sulit untuk dipenuhi. Sementara prasyarat berwirausaha harus terukur secara praktis kemampuannya baik SDM, semangat wirausaha, modal usaha maupun kemampuan dalam menghasilkan produk yang diterima pasar dengan nilai ekonomis yang lebih tinggi.
Penghasilan yang diperoleh pekerja sektor formal memberikan kepastian jaminan keberlangsungan kehidupannya tanpa harus memikirkan apa yang telah dikerjakan. Sementara penghasilan wirausaha sangat bergantung pada tingkat produktifitasnya serta kemampuan untuk memasarkan hasil produksi.
Kuatnya persepsi masyarakat bahwa menjadi pekerja sektor formal akan mempengaruhi kedudukan sosial dan memberikan kebanggaan bagi keluarganya. Persepsi seperti ini cukup dominan pada Angkatan Kerja masyarakat lokal di Kota Kupang dan justru sebagian besarnya mempunyai tingkat pendidikan relatif baik. Ekspresinya dapat diamati pada pencari kerja yang lolos dalam seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil daerah di Kota Kupang.
Menentukan pilihan pekerjaan terutama dalam rangka mempertahankan eksistensi kehidupan, seseorang lebih cenderung untuk memilih pekerjaan yang tidak terlalu sulit, tetapi dapat memperoleh penghasilan yang cukup baik. Nampaknya kecenderungan seperti ini juga ditemui pada Angkatan Kerja masyarakat lokal di Kota Kupang.

Epilog
Daya tarik yang cukup kuat akan menciptakan ketergantungan. Setidak-tidaknya hal ini berlaku pula bagi Angkatan Kerja masyarakat lokal di Kota Kupang. Terdapat kesan bahwa tidak sedikit Angkatan Kerja masyarakat lokal di Kota Kupang belum siap berwirausaha dan menciptakan ketergantungan pada pekerjaan sektor formal yang mengakibatkan wirausaha di Kota Kupang belum dapat berkembang secara optimal.
Menekan tingkat ketergantungan Angkatan Kerja masyarakat lokal pada bidang pekerjaan sektor formal dalam rangka memacu perkembangan wirausaha di Kota Kupang tidak cukup dengan pelaksanaan program pelatihan, dukungan modal usaha serta berbagai bentuk intervensi lainnya yang sudah dilakukan oleh Pemda Kota Kupang tanpa partisipasi sektor pendidikan, khususnya pendidikan formal melalui rumusan kurikulum muatan lokal yang memungkinkan sumberdaya manusia yang dihasilkan memiliki etos berwirausaha. Jika hal ini dapat terlaksana, niscaya “wajah” wirausaha di Kota Kupang akan dapat menampakkan “senyuman”.
Angkatan Kerja masyarakat lokal di Kota Kupang terutama yang memiliki tingkat pendidikan relatif baik (paling rendah SLTA) cukup potensial untuk diberdayakan dalam rangka menggiatkan wirausaha. Karenanya Pemda perlu proaktif menciptakan peluang menyertakan mereka lewat proses magang pada berbagai kegiatan usaha yang potensial dan belum berkembang di Kota Kupang.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar